Sejenak aku melihat sebuah lukisan yang terpaku di
dinding rumah. Lukisan yang telah ada sejak aku masih kecil. Dan mungkin,
lukisan itu usianya lebih tua daripada usiaku. Lukisan tua yang terbalut oleh
warna coklat, hitam dan putih. Selintas memang terlihat usang. Namun lukisan
itu menjadi hiasan rumah yang paling dirindukan. Mungkin kamu juga akan
memikirkan hal yang sama jika kamu melihatnya.
Aku yakin, siapapun orang yang melihat lukisan itu
seketika akan rindu padanya, serta rindu untuk mengunjunginya, selaras dengan
rasa rindu berjumpa pada Allah. Namun sayang, tidak banyak orang yang sanggup
untuk menujunya.
Lukisan itu menggambarkan suatu tempat yang sangat luar
biasa istimewa. Dia adalah tempat yang menjadi saksi atas kepongahan dan
ketertundukan anak cucu Adam. Dia memiliki sebuah hal yang diciptakan langsung
oleh Allah, di mana permata-pun tidak sepadan dengan hal itu.
Dia adalah saksi pertautan dan linangan air mata manusia.
Sinar keesaan selalu ia pancarkan hingga sinarnya mampu menembus atmosfer bumi.
Dimana jika ia dilihat dari ketinggian sana, ia adalah tempat yang paling berkilau
di antara hitamnya tempat-tempat lain di dunia ini.
Setiap orang pasti memiliki mimpi yang sama, mimpi untuk
bisa hadir menujunya, mimpi untuk bisa menapakkan kaki di antara ribuan lautan manusia. Mimpi untuk bisa menatap kiswah yang terjurai. Mimpi untuk bisa
secara langsung menyebut namaNya hingga sanubari terdalam serta berserah
serendah-rendahnya. Bahwa di sanalah kefakiran manusia akan terlihat, dan masih
adakah hal dari manusia yang patut untuk disombongkan?
Saat ini mungkin kita hanya bisa menitip rindu dalam
setiap doa di sujud kita. Semoga Dia segera mungkin mengundang kita untuk
menjadi tamuNya. Yaa, tamu Allah yang sangat rindu berjumpa dengan Ka’bah.
Sambil terus berdoa dan berusaha serta memantaskan diri, karena sesungguhnya
hanya terpilih orang-orang yang pantas untuk bisa bertatap langsung dengan
Ka’bah. Jangan sampai rasa rindu itu sedikitpun hilang. Semoga suatu saat
nanti, kita bisa mengunjungi Ka’bah bersama. Aku dan kamu.
Aamiin.
Sabtu, 3 Ramadhan 1436 H
©ikasetyasari
0 komentar:
Posting Komentar