“Karena Ukhuwah itu sesederhana konfirmasi..”




Sebuah kutipan berharga dari seorang Senior, lima kata yang cukup menjadi pengingat betapa krusialnya masalah konfirmasi dalam pergerakan organisasi ini.


Hal ini juga yang menjadi bahan evaluasi pada pertemuan pekanan kemarin, bersama sahabat-sahabat melingkar yang selalu menginspirasi.

Tidakkah engkau tahu anakku, segala ‘udzur telah dihapus dengan firmanNya,
“Berangkatlah dalam keadaan ringan ataupun berat!?"
-Abu Ayyub Al Anshari, Radhiyallaahu ‘Anhu-

Ruhul Istijabah (semangat menyambut seruan). Kita seharusnya telah lama tahu mengenai makna kata ini. Tapi kenyataannya kita hanya tahu, belum memahaminya. Bagaimana mungkin kita mengaku memahaminya jika kita masih saja sering terlambat datang ke majelis ilmu. Sehingga efektifitas fungsi majelis ilmu itu berkurang karena keterlambatan dan ketidakdisiplinan dalam konfirmasi. Bagaimana disebut paham jika target-target amal harian kita sering tidak tercapai.

Ruhul istijabah itu tidak akan tercapai tanpa adanya kekuatan iman (qowiyul iman) dalam diri seseorang. Karena apa lagi jika bukan iman yang mengakar kuat, yang menggerakkan keberanian kaum muslimin untuk bergerak di medan Badr. Apa lagi jika bukan iman yang menghujam ke dasar hati yang menggerakkan si tua-pincang Amr bin Jamuh untuk memenuhi panggilan Jihad di medan Uhud sementara dia mendapat keringanan dari Rasulullah, “Sehingga dengan kaki pincangku ini aku akan dapat berjalan-jalan di Surga!”. Apa lagi ya? Jika bukan iman yang melahirkan tekad yang tajam yang menggerakkan tubuh Anas bin Nadhir untuk bergerak maju ke depan di saat pasukan muslim mundur terdesak. “Ya Saad!” teriaknya, “Surga! Surga! Aku mencium baunya di bukit Uhud!”. Lagi-lagi di Medan Uhud. Bahkan, apa lagi jika bukan iman yang menumbuhkan kecintaan kepada Rabb melebihi kecintaan pada istri, yang membuat Hanzhalah bangkit dari kenikmatan malam pertamanya dengan sang istri untuk bersegera memenuhi panggilan Jihad, padahal dia sedang junub. Hingga para malaikatlah yang memandikannya.

Lalu dimana posisi kita dari berderet-deret barisan mereka yang telah menunjukkan komitmennya di jalan mulia ini? Sedangkan kita? Liqo’ saja masih sering telat, bahkan banyak alasan untuk tidak hadir, terget amal harian yang sering kosong, dan sederet amal-amal yang sungguh memalukan dibanding pendahulu kita. #Astaghfirullah T.T

Apalah kita ini dibanding umat-umat binaan Rasulullah yang begitu bersemangat menyambut seruan jihad. Mereka segera bergegas tanpa ada rasa takut, keluh kesah, dan gundah gulana. Semua menyambut dengan wajah yang cerah, karena mereka telah mencium dua bau, bau kemenangan umat Islam, atau bau wangi nan indahnya Surga.

”Berangkatlah kamu dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At-Taubah :41).

Atau pribadi-pribadi seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf yang terkenal dengan kontribusi hartanya terhadap Islam yang sungguh hebat. Bahkan tak kalah Abu bakar Ash Shiddiq yang dengan hartanya yang tidak sebanyak dua sahabat kaya di atas, malah lebih hebat lagi, seluruh hartanya ia berikan untuk Islam. “Bagi anak dan istriku, aku tinggalkan mereka demi Allah dan RasulNya..”ujarnya,

Lagi-lagi kita harus menggigit jari. Ah, sungguh kita ini bahkan lebih kerdil dari sebutir buih bila dibandingkan dengan pribadi-pribadi mereka. Seharusnya kita malu dengan gelar ‘Aktivis Tarbiyah atau Aktivis Dakwah’ yang tertera di kepala kita masing-masing. Kita lebih sering mengabaikan ajakan dari Murobbi yang mungkin beliau dengan susah payahnya meluangkan waktu untuk kita. Kita sungguh tak menyadari atau seringkali melupakan beban besar yang tertempa di pundak kita. Beban yang bahkan Rasulullah beruban karenanya. Tapi kita, sekedar tergerak pun jarang. #Astaghfirullah.

Maka tetaplah menjadi pembelajar, tetaplah berkumpul dengan sahabat shalih lainnya. Sungguh di zaman fitnah ini apa lagi yang akan menguatkan dan mendekatkan kita pada Allah, selain binar cerah wajah penuh ketawadhu’an saudara-saudara kita. Bukankah mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan cermin. Maka ambillah apa yang kurang di dirimu dari saudaramu.

Ah Allah, surga itu terasa jauh. Amat jauh. Kiranya Engkau himpun yang berserakan dari diri kami. Mengembalikan apa-apa yang hilang dari diri kami. Dan melengkapi apa-apa yang kurang dari diri kami. Sehingga kami pantas untuk memikul risalah mulia yang orang-orang mulia dahulu telah memikulnya :')

Baca juga artikel tentang luruhnya budaya konfirmasi.

***

Solo, 16 Desember 2015
Tulisan pribadi, sebagian menyadur dari kisah Sirah Nabawi dan beberapa referensi lainnya.

#PengingatDiri
#YukKonfirmasi
#SemangatMenyambutSeruan


Salah satu puisi karya Sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda


Rintik hujan itulah
yang senantiasa menyampaikan
kasihmu padaku, dan ikan - ikan
selalu mendoakan keselamatanku
Jika kau tanya makna goyangku
goyangku zikir tersempurna
di antara para kekasih jiwa
angin mengusap bening air telaga
mengadzaniku sujud ke pangkuannya
Burung-burung itulah
yang selalu menyampaikan
salamku padamu, ketika angin senja
mengusap suntuk dzikirku
Jika kau tanya agamaku
agamaku agama keselamatan
Jika kau tanya makna imanku
imanku iman kepasrahan
Hidupku mengakar di jantung Tuhan
sukma menyala menyibak kegelapan

Pandanglah putik bungaku
Nur Muhammad mekar sepenuh jiwa
Pandanglah daun-daunku
Jari - jari tahiyat terucap
Tiap akhir persembahan
Dzikirku dzikir kemanunggalan
Diri lebur ke dalam Tuhan


Jakarta, 1998/2003.
Ahmadun Yosi Herfanda

Sejenak aku melihat sebuah lukisan yang terpaku di dinding rumah. Lukisan yang telah ada sejak aku masih kecil. Dan mungkin, lukisan itu usianya lebih tua daripada usiaku. Lukisan tua yang terbalut oleh warna coklat, hitam dan putih. Selintas memang terlihat usang. Namun lukisan itu menjadi hiasan rumah yang paling dirindukan. Mungkin kamu juga akan memikirkan hal yang sama jika kamu melihatnya.

Aku yakin, siapapun orang yang melihat lukisan itu seketika akan rindu padanya, serta rindu untuk mengunjunginya, selaras dengan rasa rindu berjumpa pada Allah. Namun sayang, tidak banyak orang yang sanggup untuk menujunya.

Lukisan itu menggambarkan suatu tempat yang sangat luar biasa istimewa. Dia adalah tempat yang menjadi saksi atas kepongahan dan ketertundukan anak cucu Adam. Dia memiliki sebuah hal yang diciptakan langsung oleh Allah, di mana permata-pun tidak sepadan dengan hal itu.

Dia adalah saksi pertautan dan linangan air mata manusia. Sinar keesaan selalu ia pancarkan hingga sinarnya mampu menembus atmosfer bumi. Dimana jika ia dilihat dari ketinggian sana, ia adalah tempat yang paling berkilau di antara hitamnya tempat-tempat lain di dunia ini.

Setiap orang pasti memiliki mimpi yang sama, mimpi untuk bisa hadir menujunya, mimpi untuk bisa menapakkan kaki di antara ribuan lautan manusia. Mimpi untuk bisa menatap kiswah yang terjurai. Mimpi untuk bisa secara langsung menyebut namaNya hingga sanubari terdalam serta berserah serendah-rendahnya. Bahwa di sanalah kefakiran manusia akan terlihat, dan masih adakah hal dari manusia yang patut untuk disombongkan?

Saat ini mungkin kita hanya bisa menitip rindu dalam setiap doa di sujud kita. Semoga Dia segera mungkin mengundang kita untuk menjadi tamuNya. Yaa, tamu Allah yang sangat rindu berjumpa dengan Ka’bah. Sambil terus berdoa dan berusaha serta memantaskan diri, karena sesungguhnya hanya terpilih orang-orang yang pantas untuk bisa bertatap langsung dengan Ka’bah. Jangan sampai rasa rindu itu sedikitpun hilang. Semoga suatu saat nanti, kita bisa mengunjungi Ka’bah bersama. Aku dan kamu.

Aamiin.

Sabtu, 3 Ramadhan 1436 H
©ikasetyasari



Tenanglah wahai kawanku. Jangan menyerah begitu. Jalan kita masih panjang. Untuk apa kau sesalkan. Tuhan meminta kita untuk terus mencoba. Yakinlah pasti ada jalan untuk kita. Bersabarlah dalam menjalani hidup. Jangan pernah mengenal putus asa. Kita memang terlahir tak sempurna. Namun yakinlah, di depan Tuhan kita semua sama.Tenanglah wahai kawanku. Jangan menyerah begitu. Jalan kita masih panjang. Untuk apa kau sesalkan. Tuhan meminta kita untuk terus mencoba. Yakinlah pasti ada jalan untuk kita. Bersabarlah dalam menjalani hidup. Jangan pernah mengenal putus asa. Kita memang terlahir tak sempurna. Namun yakinlah, di depan Tuhan kita semua sama...

Song was nade by Ika & Diany Wira. Simple Project on this Ramadhan ^^
Kunjungi di sini
Happy Listening :)

Tiga jam lagi,gadis kecil yang mulai beranjak dewasa itu akan kembali bertemu senja. Senja yang masih sama seperti senja yang kemarin. Sang Matahari pun dengan sayup sinarnya yang teduh,perlahan mulai bergulir di langit ufuk barat untuk bersiap menyambut senja kedua di Ramadhan tahun ini.

Senja hari ini akan ia habiskan bersama Abi dan Umihnya. Sedikit berbeda kondisinya dengan senja kemarin yang ia habiskan bersama anak-anak Masjid. Dua hari, dua senja, dan dua kondisi yang berbeda, namun tetap dalam satu tema yang sama, yakni kebersamaan, dan dalam satu momen yang sama, yakni Ramadhan.

Gadis itu selalu menanti saat seperti ini. Saat di mana ia bisa menghabiskan dan menikmati senja bersama kedua malaikatnya. Tentu berbeda rasanya dengan saat di mana usianyamasih kanak-kanak. Di mana jika dulu Abi dan Umihnya yang selalu menyiapkan menu berbuka puasa untuknya, namun sekarang, sudah saatnya sang gadis itu memulai untuk menyiapkan segala hal itu untuk kedua malaikatnya.

Tentu saja masih dalam tahap belajar. Namun dalam benak gadis kecil itu selalu tertanam benihkeyakinan, bahwa usaha yang ia lakukan sedikit demi sedikit ini akan ternilai oleh Allah, sebagai wujud bakti sang gadis kepada mereka, Abi dan Umih, kedua malaikat yang telah menghadirkannya di dunia ini.

Mungkin kedua malaikatnya itu akan berkata, “duh mbak, ini bumbunya terlalu asin..” di saat menu yang ia siapkan kurang pas di lidah mereka, namun ia percaya, teguran yang akan mereka berikan untuknya adalah wujud kasih sayang mereka, bahwa mereka ingin melihat putri mereka yang mulai beranjak dewasa itu pintar dalam meracik masakan di dapur, yang kelak akan berguna dalam kehidupan bersama keluarga barunya di kemudian hari.

“Selagi waktu masih ada dan akan tetap terus ada, selagi aku, Abi dan Umihku masih bisa menyapa senja bersama, kenapa harus menunggu esok untuk berbakti? Aku akan beri pengabdianku sepenuhnya, sebagai balasan dari bait-bait doa yang telah mereka lantunkan di hadapan Allah untukku. Karena aku tahu, bahwa selalu ada harapan di balik setiap doa yang mereka panjatkan dalam Ruku’ dan Sujud kedua malaikatku itu..” Gumam sang gadis di dalam hati.


Waktu menjelang Ashar.
Jum’at, 2 Ramadhan 1436 H.

©ikasetyasari

Apa kabar 1 Ramadhan kita hari ini? Adakah yang berbeda dengan tahun lalu, ataukah masih sama? Percayalah, tanpa kita sadari, Ramadhan selalu membawa kisah yang berbeda setiap harinya.

Ramadhan, adalah fasilitas yang Allah berikan kepada UmatNya yang senantiasa berniat untuk meng-upgrade diri. Ramadhan, adalah Super Quality Moment, di mana kita bisa berkumpul lengkap bersama keluarga, saudara dan mungkin sahabat lama kita. Ramadhan, adalah bulan di mana rasa sabar dan syukur manusia itu langsung diuji oleh Allah. Allah menguji sejauh mana kesabaran manusia dalam menahan lapar dahaga serta hawa nafsu.

Ramadhan, adalah saat di mana banyak rizki yang Dia berikan untuk UmatNya. Banyak dari kita mungkin yang menjalankan rutinitas baru jika Ramadhan tiba, seperti berjualan Ta’jil, berjualan menu berbuka ataupun menu sahur, di mana kita bisa mendapatkan rezeki yang berlebih di Bulan Suci ini.

Ramadhan, juga adalah bulan di mana Masjid penuh dengan Shaf orang-orang yang memperjuangkan Ruku’ dan Sujudnya dalam Qiyamul Lail. Ramadhan, adalah saat di mana Ukhuwah Islamiyah itu kembali erat, walaupun sama sekali kita tidak pernah mengenal siapa ia, tinggal di mana ia, punya pekerjaan apa ia, namun dengan Ramadhan, tanpa peduli usia, status ekonomi, maupun status sosial, semua umat Muslim berkumpul, bersatu, serta berjuang bersama demi meraih gelar “La’allakum Tattaqun”, gelar Taqwa, gelar yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah Ta’ala.. Ya, karena Ramadhan adalah milik kita semua J

Malam kedua Ramadhan Waktu Selepas Tarawih.
Kamis, 1 Ramadhan 1436 H.

©ikasetyasari






Seandainya kau ada di langit, maka doa akan menjadi cara untuk mencapaimu.

Seandainya kau ada di langit, maka aku tak cukup menyebut namamu. Perlu mewujudkannya dalam tindakan.

Langit-langit itu tinggi, seperti sesuatu yang tak mungkin ku ukur. Sesuatu yang jauh dan tak mungkin dilipat jaraknya.

Tapi doa mampu melipat itu semua menjadi dekat. Tapi doa mampu menjembatani ruang dan waktu.

Langit-langit itu jauh. Tempat dimana bintang-bintang bergantung tanpa tali. Tempat dimana banyak impian manusia berada.

Aku ingin ke langit, tempat dimana kamu disembunyikan di antara jutaan bintang. Kau bersinar paling terang, memandu jalan menujumu.



©kurniawangunadi | 19 Februari 2015


duh, masgun emang paling t.o.p.b.g,t :')

#repost #tumblr #soundcloud

Sebuah ungkapan klise bahwa kehidupan ini bagaikan roda yang berputar, untuk mau bergerak, sebuah roda memang harus mampu mengalami masa di mana ia harus berada di bawah dan mengalami masa di mana ia saatnya berada di atas. Gagal dan sukses, merupakan dua kata yang selalu berjalan seirama dengan proses metamorfosis kehidupan manusia. Kegagalan dan kesuksesan adalah dua hal yang hadir untuk saling melengkapi.

Memang jelas rumusnya bahwa kesuksesan atau keberhasilan itu tiba di saat kita telah mengalami yang namanya fase kegagalan. Tidak ada kesuksesan yang datangnya instan, atau ujug-ujug. Semua butuh proses dan perjuangan. Seperti kita terlahir ke dunia ini dari rahim Ibu kita, bahwa kita adalah buah dari pertarungan berjuta-juta sel sperma yang berkompetisi untuk bisa menembus sel ovum. Satu banding sejuta, sehingga jadilah kita yang bisa terlahir sebagai manusia di dunia ini. Kompetisi, berjuang, gagal, sukses, begitulah alur yang selalu kita alami selama kita hidup.

Jika pun kita telah mengalami proses kegagalan berkali-kali, kalau kita mampu dan berani untuk bangkit, bukan hanya sekedar move on dari kegagalan, tapi juga move up, niscaya secercah cahaya kesuksesan itu cepat atau lambat pasti menghampiri. Karena memang sudah janji Allah bahwa akan datang dua kemudahan di balik satu kegagalan. "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.." QS Al Insyirah ayat 5 & 6.

So, keep struggling for our life, keep moving forward and get our success!! Semangat :)

Manisnya hidup, kita yang tentukan, hehe.


Ikhwan :

Hari ini Kita masih menatap langit yang sama

Hari ini kita masih menghadap kiblat yang sama

Hari ini kita masih berjuang bersama

Menjaga apa yang seharusnya dijaga

Hari ini kita mungkin sempat bertemu

Hari ini kita mungkin sempat berpapasan

Meski kita tak pernah berencana

Meski kita tak pernah memintanya

Aku sadar apa yang aku rasakan

Aku sadar benih apa yang telah aku tanam

Meski terkadang memendam itu tak mudah bagiku

Namun aku akan berusaha terus menjaganya

Aku serahkan cintaku pada-Nya

Agar ia tetap utuh sampai saat indah itu tiba



Akhawat :

Ya, hari ini kita mungkin menatap langit yang sama

Hari ini kita masih bersama-sama menghadap kiblat-Nya

Hari ini pun aku tengah berjuang

Menjaga apa yang seharusnya ku jaga

Ya, hari ini mungkin kita sempat bertemu

Mungkin juga kita sempat berpapasan

Meski kita tak pernah berencana

Meski kita tak pernah memintanya

Aku pun sadar akan apa yang aku rasakan

Aku sadar atas benih yang pernah aku tanam

Meski memendam bagiku pun tak mudah

Namun aku akan berusaha terus menjaganya

Aku serahkan cintaku pada-Nya

Agar ia tetap utuh sampai saat indah itu tiba



Ikhwan & Akhawat :

Karena aku dan kau percaya

Cinta yang diserahkan padaNya takkan pernah melemahkan

Cinta yang dicurahkan padaNya takkan pernah membuat kegalauan

Aku dan kau percaya

Ketika aku telah menitipkan rindu itu padaNya

Ketika engkau pun menitipkan rindu itu padaNya

Lewat munajat di tiap sepertiga malamNya

Kedua rindu itu akan bertemu dalam ridhoNya

Dan kita akan disatukan dengan cara-Nya yang indah

Meski kita tak pernah saling berucap,

Kini, biarlah tak perlu saling bicara

Mari pantaskan diri, bukan untukmu ataupun untukku melainkan untukNya

Karena kita tak pernah tahu

Kematian atau jodoh yang akan lebih dulu menghampiri kita.. :') 




Poin-poin Intisari Materi Tabligh Akbar "Bersihkan Masjidmu dari Paham Sesat Syi'ah".


📌 KH. Habib Achmad bin Zein Alkaf
(A'wan Syura Nahdhatul Ulama Jawa Timur)

1⃣ Mengkaji Syi'ah berbeda dengan mengkaji aliran sesat yang lain, karena Syi'ah memiliki paham taqiyah. 
Di Solo ada tokoh yang sudah terindikasi Syi'ah tapi belum mengakui kesyi'ahannya. 

2⃣ Jika di Indonesia kita sebut Syi'ah, maka yang dimaksud adalah Syi'ah Imamiyah Itsna Asy'ariyah. Inilah Syi'ah yang paling berbahaya di antara Syi'ah yang berkembang di dunia ini. 

3⃣ Ketika kita mengkaji Syi'ah maka gunakan buku yang menjadi rujukan mereka. Salah satunya adalah Kutubul Arba'ah.

4⃣ Di Indonesia, jika kita tidak segera bersikap, baik masyarakat maupun Aparat tentang Syi'ah ini, maka saya khawatir Indonesia akan menjadi seperti negeri-negeri Timur Tengah yang lain, yakni saling membunuh antar muslim sunni.

5⃣ Pemurtadan di Indonesia sudah terlalu banyak, baik itu yang berpindah ke agama Kristen maupun berpindah ke aliran sesat lainnya.

6⃣ Syi'ah merupakan aliran yang paling berbahaya. Karena di samping mereka menyimpang, Syi'ah di Indonesia juga dibantu oleh negara Iran, mulai belajar ke Iran maupun diberi beasiswa.

7⃣ Para ulama Syi'ah di Iran sengaja datang ke negeri Ahlussunah untuk mengajak berukhuwah Islamiyah. Padahal jika mereka sungguh-sungguh untuk berukhuwah, hendaknya mereka lebih dahulu berukhuwah dengan kaum Sunni di Iran. 

8⃣ Orang-orang Syi'ah mengatakan bahwa para sahabat sudah murtad kecuali 3 orang, Miqdad, Abu Dzar, dan Salman. Hal ini bisa dilihat dalam kitab mereka Alkafi karangan ulama' Syi'ah ternama Al-Kulaini.

📌 Ustadz Aris Munandar, Lc. 
(Direktur Program Dewan Dakwah Jateng)

1⃣ Badan Intelijen Negara menyampaikan data bahwa Indonesia akan dijadikan Suriah kedua dalam rentang waktu 2018-2020. 

2⃣ Di Jawa Timur ada satu kawasan pelatihan para pemuda Syi'ah, dimana pelatihnya didatangkan langsung dari Lebanon. 

3⃣ Data terbaru yang diperoleh bahwa ada satu Mahasiswa Indonesia di Iran yang akan pulang ke Indonesia dan disiapkan untuk memimpin revolusi. Orang ini setara dengan gelar Ayatullah.

4⃣ Beberapa waktu lalu ada kolonel yang menjadi intelijen Komunis datang ke MUI mengatakan bahwa ancaman PKI tinggal menunggu waktu, sebagaimana seorang yang hamil 8,5 bulan.

5⃣ Sesungguhnya ancaman bagi negeri ini bukanlah ISIS maupun Islam radikal, namun ancaman nyata adalah Syi'ah dan PKI.

6⃣ Indikasi lain, hadirnya kapal perang Iran pada akhir bulan Februari lalu perlu menjadi catatan kita. Jangan pernah dianggap remeh. 

7⃣ Basis kekuatan juga mereka bangun dengan hadirnya Imigran gelap yang berjumlah lebih dari 6.500 orang yang tersebar di berbagai daerah. Ini merupakan upaya mereka dalam mempersiapkan revolusi.

8⃣ Dr. Al-Hilali mengatakan perhatikan tiga kelompok yang harus diwaspadai, yakni Yahudi, Nashrani, dan Majusi.

9⃣ Dalam perkumpulan Al-Irsyad didapatkan bahwa hiden agenda mereka adalah memecah belah kaum muslimin, membenturkan satu Muslim dengan Muslim yang lain.

🔟 Ada hal yang patut disayangkan, yakni ada oknum aparat yang dengan senangnya berfoto bersama orang Syi'ah. Foto diambil dari Kemenag, sebuah lembaga yang kita jadikan perlindungan agama namun dinodai dengan hadirnya orang syiah.

1⃣1⃣ Maka untuk menghadapi itu semua mari mulai dari diri kita untuk mempersipkan semua, jangan sampai terlambat.

📌 Dr. Mu'inudinillah Bashri, MA.
(Ketua Dewan Syari'ah Kota Surakarta)

1⃣ Orang yang bertaqwa adalah mereka yang datang membawa kebenaran dan membenarkan kebenaran. 

2⃣ Tugas Ta'mir Masjid itu menjaga kemuliaan Masjid.

3⃣ Ada kelompok berbahaya yang menisbatkan Ahlul Bait, tetapi sesungguhnya ajaran mereka bukanlah Ahlul bait.

4⃣ Di Tengah-tengah kita ada agama yang menuhanlan Ali.

5⃣ Taqiyyah merupakan kemunafikan atas dasar agama

6⃣ Ajaran ini berdusta atas nama Ahlul Bayt.

7⃣ Pernah ada seorang Ustadz yang sudah berkeliling ke berbagai daerah dan menemukan sebuah pesantren, dan Ustadz Pesantren tersebut mengatakan bahwa seluruh Santriwatinya sudah dinikahi mut'ah.

8⃣ KH. Habib Achmad bin Zein Alkaf yang merupakan Ahlul Bayt telah menyatakan bahwa ajaran Syi'ah bukanlah ajaran Ahlul Bayt. Dan kita wajib mencintai Habib Zein, karena beliau adalah keturunan Husein bin 'Ali Radhiyallahu 'anhu, tepatnya adalah keturunan ke 37.

9⃣ Mari mencintai Ahlus Sunnah dengan sebenar-benarnya.

Wallahu 'Alam
Sebuah judul yang mungkin menarik untuk dicermati, apalagi bagi kita yang sedang meniti indah dan lelahnya perjuangan dalam mendaki sebuah jalan menuju fase kesuksesan di kehidupan. Baik di kehidupan dunia yang fana ini, maupun kehidupan yang sejati, yakni di akhirat kelak.

Merupakan salah satu tugas yang harus saya tunaikan dari Sang Murobbi tercinta. Resume buku yang berjudul "Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami". Karya Muhammad Lili Nur Aulia. Buku yang sungguh recommended untuk dibaca khususnya bagi kita yang berperan aktif dalam jalan dakwah. Dengan bahasa yang sederhana namun cukup membuat hati menjadi berdesir hebat, dan seketika akal akan tersadar betapa dakwah ini sangat perlu kita tunaikan.


"Begitulah, jalan dakwah ini mengajarkan bahwa sebaiknya kami melihat kepada diri kami terlebih dahulu, melakukan prasangka baik kepada orang lain, sampai jelas suatu kebenaran itu benar dan kesalahan itu kesalahan."

Mengkaji yang Tersirat dari yang Tersurat

Pelajaran dakwah ini mengajarkan kami, bahwa langkah pertama yang kami lakukan saat kami mendapatkan situasi yang tidak kondusif dalam kebersamaan ini adalah, memeriksa diri kami terlebih dahulu. Kami tidak mensakralkan kelompok tertentu, atau individu tertentu, tapi kami juga tidak terbiasa meratakan kesalahan atas seluruh kelompok anggota tertentu. Tidak semua individu dalam satu kelompok harus bertanggung jawab atas kekeliruan beberapa individu dalam kelompok tersebut, meskipun kelompok yang keliru itu adalah termasuk jajaran pimpinan di dalamnya. Kami tidak berdiri di atas prinsip “pemimpin selalu benar”. 

Maka, di saat kami atau ada saudara-saudara kami merasakan kekecewaan bahkan kebencian karena perilaku saudara-saudaranya yang lain di jalan ini, hendaknya tidak menggeneralisir kekeliruan itu pada seluruh individu dalam perjalanan ini. Tidak semua dari mereka melakukan kesalahan, karena mungkin sekali itu adalah kesalahan individu yang bisa dihitung oleh jari tangan. Dan itu jugalah yang terjadi di zaman Sahabat Radiyallahu 'Anhu. Kesalahan individu mereka juga tidak melepaskan kehormatan dan kemuliaan generasi sahabat secara keseluruhan yang penuh dengan kebaikan bahkan menjadi simbol keutamaan generasi yang terbaik.

Begitulah, jalan dakwah ini mengajarkan kami sebaiknya kami melihat kepada diri kami terlebih dahulu, melakukan prasangka baik kepada orang lain, sampai jelas suatu kebenaran itu benar dan kesalahan itu kesalahan. Dan jika keburukan yang kami duga itu benar, maka kami harus menempuh mekanisme penyampaian nasihat dengan baik dan benar. Dengan memilih kalimat yang baik, memilih waktu dan tempat yang tepat, menampakkan rasa cinta dan keikhlasan yang tulus, dan semacamnya.





Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang dijaman seperti ini yang berpikir bahwa mencari sesuap nasi harusnya dengan cara yang terhormat. 
Seseorang yang berpikir bahwa merokok adalah aktivitas merusak dan mengharamkan dirinya dan keluarga kecilnya melakukannya.

Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang yang dijaman seperti ini mau sedikit repot berpakaian rapi. 
Menutup setiap tubuhnya dengan rapi. 
Bertemu Tuhan jauh lebih rapi daripada bertemu pejabat negara. 
Seseorang yang rela melindungi kecantikannya, meski ia ingin sekali memperlihatkannya.

Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang yang dijaman seperti ini masih percaya bahwa Tuhan ada. 
Ke-ada-annya tidak disangkal oleh apapun. 
Diimaninya dengan sepenuh hati. 

Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang yang dijaman seperti ini menjaga dirinya dari lawan jenisnya. 
Seseorang yang enggan pacaran. 
Seseorang yang dalam diamnya seperti singa, tidak satupun yang berani mengganggu sebab kehormatannya. 

Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang yang dijaman seperti ini paham bahwa pendidikan adalah penting. 
Ilmu pengetahuan adalah penting. 
Seseorang yang selalu menjadi pembelajar dalam banyak hal. 

Aku sedang mencari seseorang. 
Seseorang yang sendirian. 
Tidak mungkin kan aku mencari seseorang yang telah bersama? 
Seseorang yang sedang mencari takdirnya. 
Tidak selalu harus paham agama setinggi langit, pandai memasak racikan seluruh nusantara, bergelar ini dan itu. 
Namun seseorang yang dijaman seperti ini mengerti, bahwa menjadi ibu adalah tugas yang mulia untuk dirinya.

Aku sedang mencari seseorang. Mungkin kamu orangnya?

********

#repost #tumblr #masgun #puisi
Repost from : kurniawangunadi.tumblr.com



Adakah diantara kita yang sempat bertanya dari sebagian besar hidup kita, dimana sebagian besar kita menghabiskan hidup? Apakah di rumah? Di kantor? Di jalan? Di mana?
Hidup kita bisa dihitung waktu. Setiap hari kita menjalani hari yang sama panjangnya. Hanya saja kita lupa dimana kita lebih banyak menghabiskannya. Adakah diantara kita yang sempat bertanya? Dari waktu yang telah kita habiskan, dengan siapakah kita menghabiskannya? Apakah dengan keluarga? Apakah dengan teman-teman? Apakah dihabiskan sendirian?

Bila kita menyadarinya dengan penuh hari ini. Mungkin tidak akan banyak hal yang kita sesali dikehidupan nanti. Nanti, ketika waktu semakin memakan usia kita dan kita tidak mampu mengingat lagi banyak hal. Nanti, ketika satu persatu tenaga kita habis bersamaan dengan hitungan jam, saat teman-teman kita nanti mati satu per satu, saat orang-orang sudah lupa siapa kita.

Pernahkah kamu merencanakan semua ini, merencanakan dimana dan dengan siapa kamu menghabiskan sebagian besar hidupmu? Bukankah selama ini banyak diantara kita terlalu sibuk mengurus dunia, bahkan urusan akhirat yang tak jarang pula membuat kita lupa untuk menyambung tali silaturahmi karena sibuk mengurus iman sendiri?

Adakah diantara kita yang mau turun dan memberikan waktu kita untuk membantu keimanan orang lain agar menjadi lebih baik? Adakah diantara kita yang berpikir untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga? Mungkin dengan orang tua atau saudara?
Sebagian besar waktu kita habis untuk urusan hidup kita sendiri? Bukankah demikian?



Rumah, 20 Februari 2015 | (c)kurniawangunadi

#repost #inspirasi #renungan


Yap.. Cukup menarik untuk dituangkan dalam blog saya sepenggal dari judul di atas. Setelah beberapa lama saya stalking akun sosial media dari orang-orang hebat yang pernah saya kenal (walau tidak kenal secara langsung), yakni mereka orang-orang yang memutuskan jalan hijrah dalam hidupnya, cukup memberikan suatu pencerahan bahwa dalam hidup ini hakikatnya kita itu sedang mencari ilmu, dimana ilmu itu kehadirannya harus sepaket dengan amalan. 

Maksudnya gimana?

Kita diciptakan oleh Allah di dunia ini, jelas tujuannya, yakni untuk menjadi seorang khalifah. Kita harus sepatutnya menghamba kepada Allah dengan penuh rasa totalitas, lillahi ta'ala. Nah, Untuk mencapai proses penghambaan yang baik adalah dengan dilandasi oleh sebuah ilmu. Ilmu yang kita dapatkan dari Allah wajib kita pelajari. Setelah kita pelajari, baru kita amalkan.

Kenapa ilmu dan amal bagaikan sepasang sepatu?

Ilmu takkan bisa sepenuhnya berguna jika kita tidak mau mengamalkannya. Ilmu tanpa amal itu pincang. Ilmu bila tak diamalkan, tentu manfaat dari ilmu itu akan hilang. Misal saat kita hadir dalam suatu kelas, kita hanya duduk, diam dan mendengarkan dosen saat menerangkan. Supaya kita paham akan ilmu tsb, maka kita perlu mengamalkannya dalam latihan soal-soal, atau dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa mengamalkan ilmu tersebut.

Apalagi tentang ilmu agama. Tidak mungkin kita hanya membaca teori-teori lantas kita tidak mau mengamalkannya. Semua akan menjadi tak ada artinya. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu dan amal itu bagaikan sepasang sepatu, yang ngga bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Mereka harus berjalan secara beriiringan. Ilmu ngga bisa berguna bila kita enggan untuk mengamalkannya, sebaliknya amal ngga bisa dilakukan kalau kita belum mempunyai dasar ilmu yang kuat. Lakukanlah amal atas dasar ilmu, dan pelajarilah ilmu untuk melakukan sebuah amalan yang baik, yang kelak akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah :))

Wassalam.

Oleh Hafidz Ary




Karena banyak yang nanya komentar tentang film PK, semalam saya nonton. Ternyata banyak orang Jaringan Islam Liberal mendukung film ini. Sudah diduga, ternyata banyak orang yang belum selesai bertanya tentang Tuhan.



Inti film ini adalah gagasan tentang bertuhan tapi tidak beragama. Film ini sebenarnya bagus, cuma kesimpulannya yang salah. Kritik-kritik logika terhadap agama persis seperti yang sering kita lakukan di Twitter.



Si PK, manusia alien, yang mencari tuhan dengan pertanyaan-pertanyaan sederhananya. Contohnya ketika PK membeli tuhan berupa patung dewa ukuran kecil untuk bisa mengabulkan permintaannya.



Ketika sudah beli dan doanya tidak terkabul, PK protes ke penjual patung, “Anda yang membuat ini?”



“Ya.”



“Anda yang membuat tuhan?”



“Bukan, ini patungnya.”



“Jadi ini bukan tuhan?”



“Bukan, itu patungnya?



“Untuk apa patung?”



“Untuk kita berdoa.”



“Bukankah Tuhan maha mendengar, kenapa perlu patung?”



Setelah gagal dikabulkan tuhan Hindu, dia datag ke gereja.Pemuka gereja malah membingungkannya dengan pernyataan, “Tuhan sudah disalib 2000 tahun lalu.”



“Bagaimana tuhan bisa disalib manusia?” Kritik logika terhadap konsepsi agama yang diajukan film ini menarik.



Ketik di dalam gereja, PK yang tadinya membawa sesajen berupa kelapa, terkaget karena di gereja yang dipersembahkan adalah anggur (wine).



PK membawa wine ke gereja, karena salah petunjuk dia membawa wine menuju masjid, sebelum sampai masjid, Muslim marah, dikejarlah dia.



Bingung dengan banyaknya agama, si PK ini akhirnya memeluk semua agama. Berharap salah satu agama ada yang tepat menuju tuhan.



Dia frustasi karena tidak menemukan tuhan.



Di akhir kisah, dia berpikir bahwa agama-agama yang ada adalah cara komunikasi yang salah sambung menuju tuhan. Menurutnya tuhan itu ada 2, tuhan yang menciptakan semesta ini dan tuhan-tuhan yang diciptakan pemuka agama. Digambarkan bahwa agama menebarkan ketakutan untuk merekrut pengikut demi kepentingan ekonomi si pemuka agama.



Film ini juga mengkritik Islam sebaga cara salah sambung menuju Tuhan. Saya tangkap ada 3 poin yang film ini kritik kepada Islam.



1. Larangan sekolah bagi perempuan
2. Cadar
3. Terorisme



Padahal 1 dan 3 tidak ada dalam Islam. No 2 terjadi beda pendapat di ulama.



Perbedaan kritik film ini terhadap Islam dan kepada agama lain adalah kritik terhadap agama lain soal konsep ketuhanan. Sedangkan kritik terhadap Islam tidak berbasis konsepsi tapi berbasis opini yang disebar media.



Jika Islam dikeluarkan dari bahasan film ini, maka saya setuju bahwa agama-agama tersebut adalah cara salah sambung manusia menuju tuhan. Ada yang perlu patung untuk berdoa, patung tuhan dibuat manusia. Ada yang tuhannya disalib manusia, ada yang ibadahnya berguling-guling menuju tempat ibadah. Ada yang ibadahnya dengan cara melukai dirinya, ada yang dengan mandi di sungai dan ritual membuang susu. Dan seterusnya. Semua itu memang cara komunikasi yang salah sambung menuju tuhan.



Contoh salah sambung misalnya, kenapa natal, kenapa tahun baru, kenapa menuhankan Yesus, apa acara di gereja, apa dasar melakukan itu semua?



Berbeda dengan Islam, seluruh konsepnya memakai dalil. Konsep aqidah, tuntunan ibadahnya lengkap, sistem kehidupan, dan lain-lain.



Itu kenapa kritik film PK pada Islam diambil dare opini, ketimbang konsepsi yang diyakini mayoritas muslim.



Tapi yang menarik adalah agar si PK ini dipercaya oleh teman perempuannya bahwa dia makhluk luar angkasa, dia harus menunjukkan mujizat. Mujizatnya adalah membaca pikiran orang hanya dengan memegang tangannya.



Ternyata film kritik agama juga memerlukan ide “mukjizat” yang biasanya hanya ada di agama. Begitulah salah satu metode untuk menguji apa agama salah sambung atau tidak, adalah dengan menguji mujizat yang ditunjukkan penyampainya. Ide mujizat dalam konsep agama juga dipakai film.



Dan di penutup, ada adegan “adu mukjizat” antara pemuka agama dan PK dalam mengungkap informasi yang terjadi di masa lalu.



Begitulah untuk dipercaya sebagai utusan, maka diperlukan bukti semacam mujizat. Bedanya Islam dengan agama-agama yang lain, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meski sudah tidak ada tapi beliau masih bisa menunjukkan mu’jizatnya sampai hari akhir.



Mujizat yang ditunjukkan oleh PK adalah informasi, dia tahu tentang kakek-kakek yang ingin membahagiakan istrinya di hari ulang tahunnya.



Begitulah mujizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: informasi. Sehingga abadi.



Sedangkan utusan nabi lain, karena diutus Tuhan hanya untuk orang-orang di zamannya, maka karakter mujizatnya bukan informasi tapi keajaiban yang dinikmati mata.Misal : menghidupkan orang mati, mengembuhkan yang buta, tongkat belah laut. Ini mujizat yang sifatnya temporal. Hanya untuk menunjukkan ke yang hadir



Singkatnya …



Karena frustasi dengan tuhan dan agama-agama yang diciptakan pemuka agama, PK memilih bertuhan tapi tidak beragama.



Sekali lagi, jika tanpa memasukkan Islam ke dalamnya, saya setuju sekali film PK bahwa agama yang ada cara salah sambung komunikasi dengan tuhan.



Btw, film ini dibintangi Amir Khan, aktor india. Main juga di film 3 Idiots. Film 3 Idiots tentang kritik sistem pendidikan, sedngankan film PK tentang kritik agama. Sutradaranya sama.



Pertanyaan dalam film PK memang sulit dijawab oleh agama lain, tapi terlalu mudah untuk dijawab Islam. Agama lain sulit ketika diminta menunjukan mujizat, karena mujizat nabinya (mereka menyebutnya tuhan) hanya untuk konsumsi orang-orang di masa nabi itu hidup



Alhamdulillah … Islam sangat anti hal berbau takhayul dan berhala. Syirik. Islam logis.



Jika Islam dikeluarkan dari bahasan, betul kata film ini.. Tuhan ada dua … Tuhan yang asli menciptakan kita dan tuhan yang diciptakan pemuka agama. Contohnya Yesus : ketuhanan Yesus diciptakan oleh pemuka agama (325 M). Ketuhanan roh kudus diresmikan pemuka gereja tahun 381 M. Patung Yesus dalam tradisi Kristen juga tidak berasal dari ajaran yesus, tapi adaptasi pagan Romawi. Agama jadi kreasi manusia



Salah sambung yang disajikan film PK adalah salah sambung segelintir pemeluk bukan agama. Tapi salah sambung yang diajukan film PK terhadap agama lain adalah salah sambung konsepsinya, terutama soal konsep ketuhanan. Film PK sebenarnya bagus, asal tidak memasukkan Islam sebagai bahasannya. Karena ketika memasukkan Islam, filmnya jadi tidak jujur, agama yang lain dikritik karena konsepsinya, sedangkan Islam dikritik karena anomali pemeluknya.



Yang lain dikritik agamanya melalui konsepsi sedangkan Islam dikritik agamanya melalui pemeluk, karena memang sulit menyerang Islam dr konsepsinya. Paling mudah mengambil Muslim yang melanggar konsepsi Islam dijadikan representasi Islam



Konsep ketuhanan dalam Islam jelas, tak ada celah. Clear!



*Sumber: Fimadani