Assalamu’alaikum Wr. Wb
Tepat seminggu yang lalu, Ahad, 22
September 2013 aku diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk hadir
di acara Seminar Nasional tentang bahaya Syi’ah di Indonesia. Bertempat di Masjid
NH kampus UNS, Solo. Jujur, aku sangat penasaran tentang acara itu. Rasa
penasaranku berawal dari sewaktu aku ikut kajian Roismaga tentang konflik Mesir,
yang sedang booming waktu itu. Sempat mengupas sedikit tentang apa itu
Syi’ah. Rasa penasaranku terus berkecamuk tentang seluk beluk Syi’ah &
bahayanya. Aku dapet info tentang seminar itu dari seorang teman, langsung aja
aku memutuskan buat ikut acara seminar itu. Padahal keesokan harinya, di sekolah
aku akan menghadapi banyak ulangan. Sejenak aku berpikir, urusan akhirat jauh
lebih penting daripada urusan duniawi, bener nggak? Insya Allah, selalu ada
jalan :)
Acara tersebut terselenggara
berkat kerja keras dari Dewan Syariah yang bekerja sama dengan MUI Surakarta,
UNS, Kapolres Surakarta, dll. Banyak sekali ibrah yang aku dapat dari seminar
tersebut dari awal hingga akhir acara. Sewaktu datang ke seminar, aku sudah
dibuat kagum oleh banyaknya jamaah yang hadir. Tahu nggak teman-teman? Sebagian
besar akhwat yang hadir adalah akhwat bercadar, hampir 70 % mungkin.
Subhanallaah...! Agak minder juga sih. Hehee. Begitu juga dengan yang ikhwan,
hampir semuanya memakai baju koko, celana cingkrang, dan tidak sedikit juga
yang berjenggot tebal. Inilah umat Islam yang sesungguhnya. Allahu Akbar....
Acara seminar nasional ini
mungkin bisa disebut sebagai acara kontroversial. Sebab banyak sekali dukungan
namun tidak sedikit juga hambatan yang menghadang akan terlaksananya acara
mulia itu. Banyak hambatan karena banyak sms hoax yang mengabarkan kalau
acara tersebut dibatalkan. Namun atas pertolongan Allah SWT, acara tersebut
tetap terlaksana dengan lancar. Banyak sekali pembicara yang dihadirkan. Ada
KH. Athian Ali Moh Da'i Lc., MA
(Bandung), ustadz Farid Achmad Oqbah, MA (Pakar Syi’ah dan pengurus
MIUMI Jakarta), KH. M. Said Abdul Shomad, Lc. (Komisi Dakwah MUI
Makassar) dan DR. Mu’inudinillah Basri, MA.
Langsung aja. Arti Syi’ah menurut
istilah adalah keyakinan yang diyakini oleh siapa saja yang meyakini bahwa Ali
ra adalah khalifah setelah Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagi imam. Misi
Syi’ah di Indonesia mulai tahun 1979. Dan ada kurang lebih 2,5 juta pengikut
Syi’ah di Indonesia. Tiga kota pusat pergerakan Syi’ah ada di Jakarta, Bandung
dan Makassar. Hal yang paling dikritisi dalam seminar itu adalah sikap MUI
terhadap aliran Syi’ah di Indonesia. Kenapa sampai saat ini MUI belum juga
mengeluarkan fatwa bahwa Syi’ah itu sesat? Kenapa hanya sebatas peringatan
saja? Padahal jelas-jelas, bahwa Syi’ah memenuhi semua kriteria aliran sesat.
Nah, berikut ini adalah bahaya
Syi’ah (baca istighfar sebanyak-banyaknya):
- Rukun
Islam dan Rukun Iman mereka beda jauh dengan Islam Sunni/Ahlu Sunnah Wal
Jamaah. Islam Sunni seperti
yang telah kita ketahui, ada lima Rukun Islam. Yakni syahadat, sholat, puasa,
zakat dan haji. Sedangkan Rukun Iman ada 6. Semua syariat bersumber pada Allah
SWT, Al Qur’an dan Al Hadits Rasulullah SAW. Syahadatnya berbunyi “Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Sedangkan
Syi’ah. Mengenal Rukun Islam ada 11. Yang paling ditekankan adalah
loyalitas/kesetiaan pada Imam, khususnya Imam Ali ra. Rukun Iman ada 5. Semua
syariat mereka adalah hasil dari rumusan para ulama Syi’ah.
- Menganggap
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan adalah kafir.
- Menganggap
Aisyah ra sebagai ahli neraka
- Menganggap
Al Qur’an tidak murni lagi
- Menganggap
Umar bin Khattab merekayasa syariat
- Menganggap bahwa Malaikat Jibril belajar pada
Imam Ali. Gimana bisa? Astaghfirullahaladzim.
- Ini
yang paling bodoh sebodoh-bodohnya. Orang Syi’ah menganggap bahwa Rasulullah
SAW wafat karena diracuni oleh Aisyah r.a
- Mengenal
adanya nikah mut’ah/kawin kontrak
- Menghalalkan zina. Naudzubillahimindzalik..
Inget kasus Sampang, Madura?
Orang Syi’ah di sana berani membunuh Muslim Sunni. Ada lagi di Suriah. Rezim
Syi’ah Bashar Asaad dengan kejinya membantai ratusan bahkan ribuan mungkin
Muslim Sunni Suriah. Dalam acara seminar itu dihadirkan juga ulama asal Suriah,
langsung dari Suriah. Beliau menjelaskan bahwa di Suriah kini kondisinya amat
memprihatinkan. Muslim Sunni banyak yang terbunuh, semoga mereka syahid, Insya
Allah. Beliau juga mengtakan bahwa, saat ini mulai jarang ada masjid di Suriah.
Sebagian sudah diluluhlantakkan oleh rezim Syi’ah Bashar Asaad. Ditampilkan
juga video yang menggambarkan tentang kebiadaban Syi’ah. Salah satunya yang aku
ingat dalam video itu adalah, ada seorang pengikut Syi’ah yang membunuh Muslim
Sunni. Dengan kibasan pedang yang melukai punggung Muslim tersebut, sampai
Muslim Sunni tersebut wafat. Merinding, miris. Mungkin ada banyak kalimat keji
yang patut menggambarkan tetntang kekejaman dan kebengisan Syi’ah.
Astaghfirullahaladzim..
Ada beberapa ulama juga yang
mencoba ingin menyatukan antara Islam Sunni dengan Syi’ah, mereka menyebutnya
Islam SuSyi (Sunni-Syiah). Astaghfirullah. Di mana hati mereka? Islam yang suci
ini tega mereka nodai.
Yusuf Al Qardhawi mengatakan
bahwa Sunni dan Syiah tidak bisa disatukan.
Syi’ah bukan Islam! Syi’ah itu
sesat. Syi’ah adalah awal dari kehancuran. Waspadalah terhadap Syi’ah. Syi’ah
merusak moral, merusak akidah Islam yang kaffah. Hampir 90 % agama Syi’ah
kafir. Sekali lagi, Syi’ah bukan ISLAM!
Marilah kita bersama-sama kembali
pada Islam yang kaffah. Dukung penumpasan Syi’ah di Indonesia. Dakwahkan
tentang kesesatan dan bahaya Syi’ah. Selamatkan keluarga kita darinya.
Naudzubillahimindzalik!
Begitulah isi seminar nasional
tentang bahaya Syi’ah. Mungkin aku adalah salah satu orang yang beruntung bisa
hadir dalam acara mulia tersebut. Sejenak aku membayangkan, jika semua umat
Islam bersatu, betapa besar dan kuatnya kekuatan Islam.
Lusa hari setelah aku mengikuti seminar nasional itu, aku berdiskusi tentang Syi’ah dengan Mbak Hafsah, guru mentoringku. Beliau menjelaskan dari mana asalnya Syi’ah itu. Nah ternyata, Syi’ah itu sudah muncul dulu sejak sepeninggal Rasulullah SAW. Bermula pada saat pemilihan khalifah sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Ada yang berpendapat bahwa Usman lebih layak dijadikan khalifah, namun ada juga yang berpendapat bahwa Ali lebih berhak menjadi khalifah. Banyak terjadi selisih paham waktu itu. Dan konflik tersebut berlanjut sampai saat ini. Hingga muncul pengikut Syiah yang terlalu mengelu-elukan tentang Ali ra. Kata Mbak Hafsah juga, di Kota Solo sendiripun mungkin ada pengikut Syi’ah. Mereka bisa dikenali secara fisik. Biasanya mereka gemar menggunakan pakaian serba hitam, namun beda dengan pakaian Salafi pada umumnya. Akhwat pengikut Syi’ah ada yang memakai pakaian hitam, namun bawahannya bukan rok/gamis, melainkan celana, dan jilbab mereka juga tak terlalu besar seperti Salafi.
“Syi’ah bisa menjadi indikasi
tentang semakin dekatnya hari kiamat. Golongan besar yang menjadi musuh nyata
Islam di hari akhir, Yahudi atau Syi’ah.” –Mbak Hafsah
Alhamdulillah, aku mendapat
banyak sekali hikmah dan ilmu dalam acara tersebut. Terima kasih kepada Allah
SWT, kepada Ayah & Ibu yang telah memeberikan izinnya untukku, kepada
teman-temanku (Mardiana, Aniza, Widya) yang telah memberikan banyak info
tentang kajian, dan umat Muslim semua, semoga kita selalu taat dan istiqomah
dalam Islam. Jazakumullah khairan katsiir.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
0 komentar:
Posting Komentar