Postingan ini, masih ada sedikit hubungannya dengan postingan saya sebelumnya, tentang bagaimana harusnya kita bersikap tentang adanya peristiwa Charlie Hebdo. Berita di bawah ini mungkin bisa sedikit menyadarkan kita, bahwa masih banyak orang yang peduli dan mencintai Rasulullah SAW..
JAKARTA (voa-islam.com) - Cherif Kouachi, Said Kouachi, dan Amedy
Coulibaly dengan ruh Islam, ketiganya mampu mengguncang pusat-pusat kekuasaan
dunia. Paris, Washington, dan London. Tiga Muslim yang menyerang simbol
ideologi kebebasan, yaitu Charlie Hebdo, benar-benar menghunjam terhadap
ideologi Barat.
Cherif Kouachi, Said Kouchi, dan Amedy Coulibaly menjadi
pahlawan bagi Muslim di seluruh dunia. Dengan ruh Islam yang tertanam di dada
mereka, berani melakukan tindakan yang dikutuk oleh masyarakat Barat, membunuh
para penista Nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam.
Di dalam Islam tidak ada hukuman terhadap penista Nabi Shallahu
alaihi wassalam, kecuali dibunuh.
Cherif Kouachi, Said Kouchi, dan Amedy Coulibaly, berhasil mengubah
sejarah kehidupan umat manusia. Ketiganya berhasil menggugah kesadaran secara
kolektif seluruh umat manusia, terutama Muslim, bagaimana mengamalkan Islam
dalam realitas kehidupan. Islam sebagai doktrin dan keyakinan, bukan
hanya bagi ‘kenikmatan’ akal semata.
Cherif Kouachi, Said Kouachi dan Amedy Coulibaly telah menunjukkan
kepada seluruh umat manusia, dan kepada Muslim tentang bagaimana Muslim dalam
mencintai Allah, Rasul dan orang-orang Mukmin, serta mensikapi terhadap
orang-orang yang kafir musyrik, dzalim, dan fasik.
Bagaimana mensikapi terhadap mereka yang sudah sangat berlebihan yaitu
menghina dan menistakan Nabi Shallahu alaihi wassalam.
Cherif Kouachi, Said Kouachi, dan Amedy Coulibaly, ketiganya menghentakan
kesadaran Muslim, dan di tengah terlelapnya mereka yang sudah jatuh kepada
materialisme Barat.
Materialisme Barat yang bersumber dari paganisme, yaitu Yahudi dan Nasrani,
menyebabkan Muslim kehilangan ‘izzah’ (kemuliaan), dan menjadi lemah dan hina.
Muslim di seluruh dunia, sudah kehilangan ruh Islam, dan tersungkur di telapak
kaki perabadan materialisme. Materialisme telah meracuni seluruh rongga
kehidupan Muslim di seluruh dunia.
Cherif Kouachi, Said Kouachi, dan Amedy Coulibaly, seperti ‘ledakan’ meteor
yang sangat dahsyat, dan membuat semua peradaban Barat yang sudah mapan
porak-poranda.
Ketiganya dengan keyakinan Islamnya berbuat yang sangat dramatik, sbagai
bentuk ‘jual-beli’ antara diri mereka dengan Rabb mereka. Cherif Kouachi, Said
Kouachi, dan Amedy Coulibaly telah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Dzat
yang sangat mereka cintai dan rindukan yaitu Allah Rabbul Alamin dan rasul-Nya.
Cherif Kouachi, Said Kouachi, dan Amedy Coulibaly, selalu merindukan
keagungan wajah Rabbnya. Rabbul Alamin menjadi tujuan hidupnya, dan mati syahid
menjadi cita-cita tertinggi mereka.
Karena itu, kematian membela Allah, Rasul, dan oranng-orang Mukmin, sebagai
cita-cita tertinggi mereka. Karena itu, mereka tidak pernah memikirkan resiko
yang akan dihadapinya. Hanya satu tujuan mereka, bagaimana bisa bertemu dengan
Rabb mereka dengan bahagia.
Cherif Kouachi, Said Kouachi dan Amedy Coulibaly, bukan hanya membuat
pusat-pusat kekuasaan dunia, Washington, Paris, dan London menjadi
terhenyak, dan sekarang negara Uni Eropa dan Amerika, termasuk negara-negara
Arab, sibuk melakukan kerjasama dan koalisi menghadapi terorisme.
Cherif Kouachi, Said Kouachi dan Amedy Coulibaly, membangkitkan ruh dan
dhamir Muslim di seluruh dunia. Ruh dan dhamir Muslim di seluruh dunia
hidup dan bangkit.
Sesudah terjadinya serangan terhadap media Charlie Hebdo di Paris.
Muslim di seluruh dunia bangkit kembali, dan meninggalkan mimpi-mimpi
mereka. Menghadapi realitas kehidupan yang sangat absurd di tengah kehidupan
mereka, yaitu budaya materialisme.
Di Turki, puluhan ribu Muslim dari ibukota Ankara, Istambul, sampai
kota-kota provinsi di Turki, semua melakukan aksi mengutuk Charlie Hebdo. Di
Pakistan ribuan Muslim di Karachi dan Islamabad mereka melaksanakan aksi
menentang penghinaan terhadap Nabi oleh Charlie Hebdo.
Di Yordania, Gaza, Tepi Barat, Aljazair, Maroko, bahkan di Niger,
gereja-gereja di bakar, pasca serangan terhadap Charlie Hebdo.
Tentu, yang paling menarik, di ibukota Chechnya, Grozni, berlangsung aksi
menentang kartun Nabi Shallahu alaihi wassalam oleh ribuan Muslim Chechnya.
Aksi demo menentang Charlie Hebdo itu, berlangsung di depan Masjid Agung
Grozni. Hadir Presiden Chechnya Kadyrov.
Ribuan orang yang berkumpul itu, meneriakan takbir ‘Allahu Akbar’,
berulangkali, sambil mengucapkan kalimah thayyibah ‘la ilaha ilLah’. Sangat
luar biasa. Padahal, Grozni belum lama pernah diratakan dengan tanah oleh rezim
Moskow. Tapi, Islam terus bangkit, dan tetap hidup di Chechnya.
Barangkali hanya di Jakarta yang sepi. Tak ada suara apapun. Sebanyak
250 juta penduduk Indonesia, sebagian besar Muslim, tapi semuanya terlelap.
Mereka sudah kehilangan ruh Islamnya. Tak lagi merasakan denyut kehidupan
saudaranya di luar negaranya. Muslim di Indonesia sudah sangat terlelap,
akibat ikut meneriakan ‘salam dua jari’, dan sekarang mereka menikmati, yaitu
kesengsaraan dan kehinaan. Tanpa kemuliaan dan izzah Islam.
Setiap tahun Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi Shallahu’ alaihi
wassalam. Selalu mereka melakukannya, dan itu sebagai bentuk cinta mereka
kepada Nabi Shallahu alaihi wasssalam.
Muslim Indonesia tak pernah terbetik di dalam hati mereka kemarahan, ketika
Nabi dihina dan dinistakan oleh orang-orang kafir musyrik. Ruh Islam mereka
sudah hilang dari dhamir mereka. Tak ada ghirah kecemburuan terhadap agamanya
(Islam).
Peringatan Maulid Nabi, tak dapat membangkitkan ruh Islam, dan ghirah
mereka. Umumnya, peringatan atau perayaan Maulid Nabi di Indonesia, hanya diisi
ceramah, dan isinya penuh dengan lawakan, dan terkadang ada ungkapan yang
‘jorok’.
Selesai perayaan berlangsung makan nasi kebuli, dan penceramahnya sambil
merokok, kemudian pulang mendapatkan ‘amplop’ jutaan rupiah. Begitulah Muslim
Indonesia. Maka menjadi hina dina, tanpa kemuliaan, dan hidup dibawah telapak
kaki kafir musyrik, serta tidak ada kemarahan, bahkan menerima dengan ridha. Wallahu’alam.
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/01/21/35151/tiga-muslim-mengguncang-pusatpusat-kekuasaan-dunia/#sthash.05wbrlFp.dpuf
Sudahkah hati kita tergerak untuk melakukan hal yang sama?
0 komentar:
Posting Komentar